EVALUASI PEMBELAJARAN PAUD (1)
OLEH: FAHRUL ROZIE
Permasalahan
dalam pembelajaran di dunia pendidikan anak usia dini sering di jumpai guru
tidak mengetahui dengan pasti mengenai penilaian. Kesulitan guru dalam
melakukan penilaian masih sering terjadi.Padahal penilaian di proses
pembelajaran PAUD merupakan deskripsi ketercapaian perkembangan anak. Deskripsi
ini akan memberikan informasi pada orang tua mengenai kesiapan belajar anak
memasuki SD. Guru juga tidak bisa membedakan yang mana assesment dan evaluasi (penilaian). Berangkat dari hal tersebut,
penulis mencoba menuangkan beberapa uraian mengenai evaluasi pembelajaran paud.
Harapan bagi para guru untuk dapat menerapkan penilaian yang tepat sasaran dan
sesuai dengan perkembangan anak usia dini.
A.
Perbedaan
Asesment dan Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini
Dengan
mengetahui perbedaan asesment dan evaluasi, guru dapat memiliki kemampuan yang
kompeten dalam melakukan proses penilaian. Kedua istilah tersebut berbeda
makna. Berbeda pengertian. Sehingga dengan mempelajari konteks perbedaan
tersebut, guru tidak akan asal-asalan menilai anak di kelas.
Perlu
diketahui, secara umum terdapat tiga istilah yang sering digunakan dalam
evaluasi, yaitu tes, pengukuran, dan penilaian (tes, measurement, and assesment). Tes merupakan salah satu cara
untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu
melalui respons terhadap stimulus atau pertanyaan (Eko Putro Widoyoko,2009:2).
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan karakteristik objek.
Dalam hal ini bisa berupa kemampuan peserta didik, sikap, minat, maupun
motivasi.
Pengukuran
(measurement) dapat didefinisikan
sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau karakteristiknya
berdasarkan aturan tertentu (Ebel & Frisbie,1986:14). Sehingga esensi pengukuran
adalah penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut
aturan tertentu. Keadaan tersebut bisa berupa kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor. Berbeda dengan tes. Pengukuran jauh lebih luas. Pengukuran dapat
digunakan tanpa melakukan tes, misalnya dengan pengamatan, skala rating, atau
cara lain untuk memperoleh informasi dalam bentuk kuantitatif.
Asesmen
memiliki makna yang berbeda dengan evaluasi. The Task Group on Assesment and
Testing (TGAT) mendeskripsikan asesmen sebagai semua cara yang digunakan untuk
menilai unjuk kerja individu atau kelompok (Griffin & Nix, 1991:3). Asesmen
dalam konteks pendidikan sebagai usaha formal untuk menentukan status siswa
berkenaan dengan pendidikan (Popham,1995:3). Dengan kata lain, asesmen dapat
diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan
kriteria maupun aturan tertentu.
Mengevaluasi
pendidikan anak berarti, memeriksa pendidikan yang diterima anak itu (McDonald,
B ;1982), dan mengamati, meneliti seberapa besar kesenjangannya (asas
diskrepansi) materi pendidikan yang telah diberikan pada anak didiknya terhadap
tujuan atau taraf kemiripannya (asas kongruensi) dengan gambaran yang telah
ditentukan atau diharapkan sebelumnya akan terwujud menurut pola perkembangan
anak pada tahap usia tertentu.
Adapun
asesmen berkaitan dengan memperhatikan dan mendeskripsikan kemajuan proses
pendidikan anak, yaitu apakah ada bukti kemajuan anak ke arah tujuan program
pendidikan dan bagaimana respon anak didiknya pada metode yang dipergunakan dan
isi pendidikan yang diberikan.
Dengan
demikian, melalui asesmen dan evaluasi para guru terlibat dalam 2 hal, yaitu:
a. Apa
yang disiapkan dan ditawarkan untuk anak didiknya, misalnya: program
pembelajaran kontemporer, life skills,
dan
b. Bagaimana
tawaran itu ditanggapi anak karena setiap anak mempunyai gaya belajar sendiri,
bahkan bisa oto-edukasi.
B. Prosedur Asesmen dan Evaluasi
Prosedur
merupakan langkah - langkah atau tahapan dalam melakukan sesuatu. Berikut akan
diuraikan satu per satu mengenai prosedur yang biasanya digunakan dalam asesmen
dan evaluasi pembelajaran PAUD.
a. Prosedur
Formatif dan Sumatif
Terdapat
dua prosedur pelaksanaan dalam evaluasi, yaitu: prosedur formatif yang
menekankan pada proses dan prosedur sumatif yang berorientasi pada hasil.
Prosedur
formatif merupakan suatu langkah dalam asesmen dan evaluasi yang lebih
menekankan pada proses yang berlangsung secara kontinu. Misalnya, mengumpulkan
secara teratur hasil karya anak atau memotret aktivitas anak dalam model
pembelajaran yang digunakan. Prosedur ini lebih menekankan pengamatan
perkembangan anak didik dalam kurun waktu tertentu (proses) dalam konteks
keseharian yang otentik, daripada tes. Prosedur ini menurut penulis lebih tepat
untuk konteks pendidikan anak usia dini. Pertimbangannya karena melalui
prosedur tersebut, anak usia dini akan menampilkan dirinya secara optimal dalam
lingkup yang informal, alami, otentik, santai, dan bermakna.
Akan
tetapi, para pendidik umumnya menggunakan pendekatan formatif belum menunjukkan
kejelasan prosedur tersebut. Oleh karena itu, pendidik diharapkan berupaya
untuk menggunakan prosedur formatif lebih eksplisit.
Prosedur
formatif berfungsi menjaga keseimbangan antara perlakuan pendidik terhadap anak
didiknya melalui tanggapan anak didik terhadap tindakan pendidik.
Sedangkan
prosedur sumatif adalah salah satu prosedur asesmen dan evaluasi yang cara
pengumpulan datanya berlangsung sesaat dalam kurun waktu tertentu, hasilnya
dibandingkan dengan suatu norma tertentu juga. Evaluasi sumatif dan asesmen ini
dapat dilakukan dua kali setahun. Contoh evaluasi sumatif: pemeriksaan taraf
kemampuan membaca anak dengan tes membaca atau pengisian format kemajuan
perkembangan anak dalam KMS (Kartu Menuju Sehat) di posyandu, dan lain
sebagainya.
Prosedur
sumatif dapat dilakukan dalam anak usia dini dengan mengingat perbedaan
individual pada anak. Oleh karena itu acuannya adalah PAI (Penilaian Acuan
Individual), bukan PANK (Penilaian Acuan Norma Kelompok). Penganut paham
positivistik-empiris atau dikenal kaum behaviorisme berpendapat bahwa hasil
terbaik dalam pendidikan ialah apa yang nampak dan terukur. Jika ini diterapkan
untuk PAUD maka hasil pendidikan anak yang tak dapat muncul begitu saja.
Fenomena hasil pendidikan yang muncul pada anak pun tak mudah untuk diukur
secara kuantitatif sebagaimana pertumbuhan fisik anak.
b. Prosedur
Formatif dan Sumatif sebagai Kesatuan
Pendekatan
interaksionis yang diimplementasikan pada program PAUD tentu dapat memungkinkan
penggunaan kedua prosedur tersebut (formatif dan sumatif) secara terpadu dalam
asesmen dan evaluasi. Karena pendekatan interaksionis tidak mengabaikan
interaksi antara anak dengan lingkungannya baik alam, benda sekitar, orang
dewasa, teman sebaya, gagasan dari luar maupun dalam diri anak. Interaksionisme
disebut juga konstruktivisme atau konstruktivisme, dan dalam pendidikan anak
usia dini terwujud dalam pengembangan model pembelajaran interaksionis.
Penggunaan
prosedur formatif dan sumatif dalam pendidikan anak usia dini, seharusnya
memiliki acuan dalam konsep DAP (Developmentally
Aproriate Practice). Hal tersebut merupakan ciri khas dalam pendidikan anak
usia dini. Tanpa adanya kesatuan dalam penggunaaan pendekatan tersebut, akan
mengalami ketimpangan dalam melakukan evaluasi di PAUD.
c. Arti
Keterpaduan Prosedur Formatif dan Sumatif bagi Orang Tua Anak
Orang
tua merupakan rekan kerja bagi pendidik dalam melakukan evaluasi pembelajaran
di PAUD. Pentingya keterlibatan orang tua dalam proses penilaian sebagai bentuk
mitra. Keuntungan menggunakan prosedur formatif sekaligus sumatif ialah bahwa
orang tua anak didik dan pihak lainya (misalnya penilik PAUD) diharapkan dapat
aktif terlibat dala proses pendidikan.
Keterlibatan
orang tua dapat berperan sebagai observer dala proses asesmen dan evaluasi ini
sangat bermanfaat. Orang tua akan dapat melihat dengan lebih jelas berjalannya
suatu proses pembelajaran yang memberikan suatu hasil/produk. Para orang tua
biasanya akan senang melihat kemampuan-kemampuan baru yang diperlihatkan
anaknya. Orang tua juga dapat memberikan saran pada sekolah jika menemukan
beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran yang dialami anak. Sumber referensi:
S. Eko Putro Widoyoko, 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Anita, Yus,2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak TK. Jakarta: Kencana
Iksan, Waseso, 2014. Evaluasi Pembelajaran TK. Banten: Penerbit Universitas Terbuka.
Bingung cari Situs Poker Terpercaya ??
BalasHapusSering kalah? lebih sering deposit dari pada wd??
Solusi Terbaik Buat Member Yang Sering Lose !!
Pokers128(dot)com
Buktiin Sendiri Main Di Pokers128 !
Bisa Main Dari HP !!
Support IOS & ANDROID
7 Games Dalam 1 User_ID
Menangkan Jackpot Harian S/d Puluhan Juta
Jackpot Global Ratusan Juta
Minimal Deposit Sangat Terjangkau !!
Rp 10,000
Withdraw Diproses Super Cepat !
1menit s/d 3menit
JANGAN TUNGGU DAN JANGAN RAGU LAGI UNTUK MENJADI SEORANG PEMENANG DAN DAFTARKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA DI WWW.S1288POKER.COM
Info lebih lengkap,silahkan hubungi CS 24/7 kami melalui :
PIN BBM : 7AC8D76B
WA : 08122221680
Twitter : @S1288POKER